Pages

Pages

20200601


SALAM JUMPA

Bahasa Menunjukkan Bangsa. 
Kalimat sederhana namun penuh makna. 
Tidak terhitung banyaknya bahasa yang dipakai di seantero bumi ini, baik resmi maupun tidak.

Dari banyaknya bahasa yang ada di dunia ini, Bahasa Kakas eksis sebagai salah satu bahasa yang hingga saat ini aktif digunakan oleh komunitas Orang Kakas, salah satu Anak Suku Minahasa. Bahasa Kakas merupakan salah satu anak bahasa Bangsa Minahasa.

Banyak kajian tentang bahasa suku Bangsa Minahasa, kajian bahasa kakas termasuk paling jarang, untuk tidak dikatakan tidak ada, ditemui. Hal yang melatarbelakanginya adalah tidak adanya dokumentasi tertulis mengenai bahasa kakas, sehingga dapat dikatakan bahasa ini hanya terdokumentasi secara oral (orally documented). Artinya, semua aspek kebahasaan bahasa kakas hanya terdokumentasi pada orang-orang atau individu-individu penggunanya, sehingga kelestarian bahasa kakas bergantung sepenuhnya pada pewarisan personal dari orang tua kepada anak-anak mereka, tanpa adanya sumber pustaka sebagai doumentasi tertulis. Hal ini membawa kita pada asumsi kuat bahwa bahasa kakas tergolong pada rumpun bahasa yang rentan kepunahan, atau rumpun  bahasa yang sedang menuju pada kepunahan,

Bagi kita anak suku bangsa kakas, tegakah bahasa ibu kita itu hilang tak berbekas?

Tentu saja saya adalah orang pertama yang akan berkata: Ndai Toro! Mbahasata nya’i ndai toro kasero, ndai toro mate! (Tidak Boleh!, Bahasa kita ini tidak bole hilang, tidak boleh mati!).

Namun apakah kita hanya akan berteriak TIDAK BOLEH ? 
Langkah SEGERA dan KONGKRIT harus segera diambil. Peluncuran Blog bahasa kakas ini adalah salah satu tidak lanjut dari langkah ini.

Kami menempatkan website ini sebagai suatu ”kamus bahasa kakas yang dibuat sambil jalan”, artinya kepada kita semua, anak suku bangsa minahasa kakas, yang memiliki memori, pengetahuan, dokumen, dan lain-lain yang berkaitan dengan bahasa kakas, sangat diharapkan sumbangannya secara langsung demi kesempurnaan dan kekekalan bahasa kakas kita ini. 

ATURAN PENGGUNAAN:
  • Prinsip membaca: apa yang ditulis, itu yang dibaca, kecuali ada penandaan khusus;
  • Bila ditemui huruf e (e italic), dibaca seperti bunyi huruf e pada kata MEMANG;

  • Bila ditemui huruf e biasa, dibaca seperti bunyi huruf e pada kata PERGI;
  • Bila ditemui tanda (’) mendahului suatu huruf, misalnya kata nya’i, dibaca seperti bunyi huruf i pada kata SAFI’I, atau misalnya kata ta’an, dibaca dengan bunyi seperti pada kata PUJAAN, SITAAN; 
  • Bila ditemui tanda (’) di akhir kata, misalnya kata mena', dibaca seperti bunyi "setengah k" pada kata KENA.


"Tidak dilarang pengunjung blog mencuplik, mengutip atau menkopi-paste dari kamus online ini, namun diharapkan menuliskan sumbernya, yaitu alamat blog ini".